Minggu, 17 April 2011

Hukum Islam Tentang Menambahkan Nama Suami di Belakang Nama Istri

Setelah menikah, terkadang seorang wanita menambahkani namanya belakangnya dengan nama suaminya.

Dan banyak seorang wanita muslimah setelah menikah, lalu menisbatkan namanya dengan nama suaminya, misalkan : Maryani menikah dengan Amiruddin, kemudian ia memakai nama suaminya sehingga namanya menjadi Maryani Amiruddin.



Bagaimana pandangan Islam mengenai perihal penamaan ini ?



Dalam ajaran Islam, Hukum Penamaan adalah hal yang penting.

Setiap laki-laki ataupun perempuan hanya diperbolehkan menambahkan " nama ayahnya " dibelakang nama dirinya dan mengharamkan menambahkan nama lelaki lain selain ayahnya dibelakang namanya, meskipun nama tersebut adalah nama suaminya.

Karena dalam ajaran islam. Nama lelaki dibelakang nama seseorang berarti "keturunan atau anak dari lelaki tersebut. Sehingga, tempat tersebut "hanya boleh" untuk tempat nama ayah kandungnya sebagai penghormatan anak terhadap orang tua kandungnya



Berbeda dengan budaya barat, seperti istrinya Bill Clinton: Hillary Clinton yang nama aslinya Hillary Diane Rodham; istrinya Barrack Obama: Michelle Obama yang nama aslinya Michelle LaVaughn Robinson, dan lain-lain.



Hadist mengenai perihal penamaan ini sangat shahih.



Sabda Nabi Shollallohu Alaihi wa Sallam :



مَنِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ أَوْ انْتَمَى إِلَى غَيْرِ مَوَالِيهِ، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ، لاَ يَقْبَلُ اللهُ مِنْهُ يَوْمَ القِيَامَةِ صَرْفًا وَلاَ عَدْلاً



“Barang siapa yang mengaku sebagai anak kepada selain bapaknya atau menisbatkan dirinya kepada yang bukan walinya, maka baginya laknat Alloh, malaikat, dan segenap manusia. Pada hari Kiamat nanti, Alloh tidak akan menerima darinya ibadah yang wajib maupun yang sunnah”

Dikeluarkan oleh Muslim dalam al-Hajj (3327) dan Tirmidzi dalam al-Wala’ wal Habbah bab Ma ja’a fiman tawalla ghoiro mawalihi (2127), Ahmad (616) dari hadits Ali bin Abi Tholib rodhiyallohu anhu.



Dan dalam riwayat yang lain :



مَنِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ غَيْرُ أَبِيهِ، فَالجَنَّةُ عَلَيْهِ حَرَامٌ



“Barang siapa bernasab kepada selain ayahnya dan ia mengetahui bahwa ia bukan ayahnya, maka surga haram baginya.”

Dikeluarkan oleh Bukhori dalam al-Maghozi bab : Ghozwatuth Tho`if (3982), Muslim dalam “al-Iman” (220), Abu Dawud dalam “al-Adab”



Hadist yang juga mendukung hal ini adalah:



لَيْسَ لَهُ فِيهِمْ – أي نسب - فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ



Artinya: tidaklah seseorang mendakwakan kepada selain ayahnya sedangkan dia mengetahuinya kecuali dia telah kafir, barangsiapa yang mendakwakan kepada suatu kaum sedangkan dia tidak memiliki nasab dari mereka, maka hendaklah dia memesan tempatnya dalam neraka ( Bukhari - 3508 )



اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ) رواه ابن ماجة (2599) وصححه الألباني في صحيح الجامع (6104



Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: (Barangsiapa yang menisbatkan dirinya kepada selain ayahnya, maka baginya laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya)

HR Ibnu Majah(2599) dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ (6104).



Pemberlakuan yang dibolehkan ialah dengan memberikan suatu keterangan: misalkan Astuti menikah dengan Rahmat, maka silahkan memperkenalkan diri dengan sebutan : Astusti istrinya Rahmat atau hanya dengan Nyonya Rahmat atau Ibu Rahmat.

Hal tersebut diatas tidak berkaitan dengan permasalahan nasab / garis keturunan.

Karena didalam hukum Islam jika Astuti menggabungkan namanya menjadi Astuti Rahmat, hal itu berarti Astuti anak dari laki-laki yang bernama Rahmat.



Tidak kita temukan dalam sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menunjukkan bahwa istri dinisbatkan kepada suaminya, karena para istri Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam yaitu para ibu kaum mukminin menikah dengan manusia yang paling mulia nasabnya namun tidak seorang dari mereka yang dinisbatkan kepada nama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan mereka semua masih dinisbatkan kepada ayah mereka meskipun ayah mereka kafir, demikian pula para istri sahabat radhiallahu anhum dan yang datang setelah mereka tidak pernah mengganti nasab mereka.



Kesimpulannya kita sebagai muslim yang memiliki jati diri, yang taat kepada Allah Ta’alaa hendaklah kita mencontoh apa yang telah diajarka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam



Semoga bermanfaat.

(diambil dari Sajadah Kalbu @ facebook )

Sabtu, 16 April 2011

Bersikap Adil Terhadap Istri

وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ ۖ فَلَا تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ ۚ وَإِنْ تُصْلِحُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ye are never able to be fair and just as between women, even if it is your ardent desire: But turn not away (from a woman) altogether, so as to leave her (as it were) hanging (in the air). If ye come to a friendly understanding, and practise self-restraint, Allah is Oft-forgiving, Most Merciful.
(Q.S. Annisa: 129)

bukan bermaksud mengingkari ayat lain yang memperbolehkan mengambil istri sampai 4 orang,tetapi bagi yang ingin berpoligami dengan alasan yang kurang kuat (pdhl istri pertama dpt memenuhi kewajibannya), ayat ini dapat jadi pertimbangan.sudah jelas,apa yang terkandung di dalamnya.dipikirkan dan dipahami lagi dgn sebaik-baiknya ya..

(from my Social Campaign @ MosqueLife)

Jumat, 15 April 2011

Something Everlasting



Di zaman sekarang, saat teknologi mempersempit jarak, komunikasi menjadi suatu hal yang mudah dan sederhana. Semua tinggal pencet nomor, bisa langsung denger suara, bahkan melihat orangnya langsung. Tidak perlu capek2 menulis surat, kirim ke kantor pos, apalagi nunggu burung merpati pembawa kabar (hehehehe..jadul banget).

Tapi ada seorang teman saya yang lebih memilih berkomunikasi lewat bahasa tulisan. Hal ini menggelitik saya untuk menulis.

Jadi teringat buku novel Can You Keep A Secret (kalau ga salah). Ada adegan tokoh utama wanita, sebut saja Bunga (serasa baca koran kriminal -_-!!) mengunjungi kakeknya. Nah, waktu itu sang kakek diminta oleh ibunya Bunga untuk beberes gudang dan membuang barang-barang yang ga perlu. Tapi apa yang terjadi? Si kakek ga selesai2 kerjaannya karna dia nemu surat2 dari temen2nya. Si Bunga nanya, kenapa ga dibuang aja surat2nya? Sang kakek menjawab : " saat orang2 ini satu per satu meninggal, hanya surat2 ini yang menjadi penghubung dan pengingat kenangan yang ada"

Ada lagi, kali ini dari film Korea, judulnya Summer Whisper. Istri seorang profesor yang berkorespodensi dengan anak didik suaminya. Istrinya ini senang sekali ngirim surat, karna dia suka rasa penasaran waktu menunggu jawaban suratnya. Surat menyurat ini juga dia lakukan waktu suaminya sekolah di Amerika ngambil gelar profesornya. Sang profesor ga tau kalo istrinya tetep nyimpen surat2 mereka, sampe istrinya meninggal. Tersentuh banget ngeliat profesor yg kaku bisa netesin air mata karna baca surat2 yg disimpan istrinya.

Yang paling terkenal dan jadi favorit saya dari tipe cerita tentang surat-menyurat ini adalah novel Daddy Long Legs. Ada yang pernah baca? Klo belum, critanya tentang seorang anak panti asuhan yang dapat beasiswa dari salah satu pendonor panti. Nah, karna uda dikasi beasiswa, sang pendonor mengajukan satu syarat, si anak harus sering mengirimkan surat ke pendonor tersebut. Si anak bisa menceritakan tentang apa pun. Kegiatannya, pemikirannya, apa pun lah. Nah, ini yang menariknya, ada sesuatu yang ga terduga di akhir cerita. Tapi ga akan saya ceritain di sini, hehehehe...

Dan yang real story, ya cerita mami-papi waktu pacaran. Sayang barang bukti surat2nya tidak saya temukan. Cuma tau dari cerita aja,hehehehe...

So, begiulah. Mungkin sekarang sudah ga zaman lagi surat menyurat. Sekarang zamannya e-mail, sms, blog, chat, fb, twitter.. Tp media2 ini bisa tetep membuat kita merasakan sensasi surat. Something everlasting. Bisa dibaca ulang, bikin kita bernostalgia, asal.. disimpan. Secara tidak sadar, saya sendiri suka nyimpen archieve chatting dengan temen2 lama. Ada yg dr temen sd, sampe yang sekarang udah jauh merantau ke luar negeri. Kalo lagi bosen, bisa baca dan ketawa2 sendiri atau bernostalgia. Lumayan juga untuk orang yang salah satu hiburannya adalah dengan membaca.

Bagaimana dengan anda?


thanks to Mr.DhaBu for the inspiration ^__^