Jumat, 15 April 2011

Something Everlasting



Di zaman sekarang, saat teknologi mempersempit jarak, komunikasi menjadi suatu hal yang mudah dan sederhana. Semua tinggal pencet nomor, bisa langsung denger suara, bahkan melihat orangnya langsung. Tidak perlu capek2 menulis surat, kirim ke kantor pos, apalagi nunggu burung merpati pembawa kabar (hehehehe..jadul banget).

Tapi ada seorang teman saya yang lebih memilih berkomunikasi lewat bahasa tulisan. Hal ini menggelitik saya untuk menulis.

Jadi teringat buku novel Can You Keep A Secret (kalau ga salah). Ada adegan tokoh utama wanita, sebut saja Bunga (serasa baca koran kriminal -_-!!) mengunjungi kakeknya. Nah, waktu itu sang kakek diminta oleh ibunya Bunga untuk beberes gudang dan membuang barang-barang yang ga perlu. Tapi apa yang terjadi? Si kakek ga selesai2 kerjaannya karna dia nemu surat2 dari temen2nya. Si Bunga nanya, kenapa ga dibuang aja surat2nya? Sang kakek menjawab : " saat orang2 ini satu per satu meninggal, hanya surat2 ini yang menjadi penghubung dan pengingat kenangan yang ada"

Ada lagi, kali ini dari film Korea, judulnya Summer Whisper. Istri seorang profesor yang berkorespodensi dengan anak didik suaminya. Istrinya ini senang sekali ngirim surat, karna dia suka rasa penasaran waktu menunggu jawaban suratnya. Surat menyurat ini juga dia lakukan waktu suaminya sekolah di Amerika ngambil gelar profesornya. Sang profesor ga tau kalo istrinya tetep nyimpen surat2 mereka, sampe istrinya meninggal. Tersentuh banget ngeliat profesor yg kaku bisa netesin air mata karna baca surat2 yg disimpan istrinya.

Yang paling terkenal dan jadi favorit saya dari tipe cerita tentang surat-menyurat ini adalah novel Daddy Long Legs. Ada yang pernah baca? Klo belum, critanya tentang seorang anak panti asuhan yang dapat beasiswa dari salah satu pendonor panti. Nah, karna uda dikasi beasiswa, sang pendonor mengajukan satu syarat, si anak harus sering mengirimkan surat ke pendonor tersebut. Si anak bisa menceritakan tentang apa pun. Kegiatannya, pemikirannya, apa pun lah. Nah, ini yang menariknya, ada sesuatu yang ga terduga di akhir cerita. Tapi ga akan saya ceritain di sini, hehehehe...

Dan yang real story, ya cerita mami-papi waktu pacaran. Sayang barang bukti surat2nya tidak saya temukan. Cuma tau dari cerita aja,hehehehe...

So, begiulah. Mungkin sekarang sudah ga zaman lagi surat menyurat. Sekarang zamannya e-mail, sms, blog, chat, fb, twitter.. Tp media2 ini bisa tetep membuat kita merasakan sensasi surat. Something everlasting. Bisa dibaca ulang, bikin kita bernostalgia, asal.. disimpan. Secara tidak sadar, saya sendiri suka nyimpen archieve chatting dengan temen2 lama. Ada yg dr temen sd, sampe yang sekarang udah jauh merantau ke luar negeri. Kalo lagi bosen, bisa baca dan ketawa2 sendiri atau bernostalgia. Lumayan juga untuk orang yang salah satu hiburannya adalah dengan membaca.

Bagaimana dengan anda?


thanks to Mr.DhaBu for the inspiration ^__^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar